Untuk pertama kalinya saya mudik ke kampung istri di Garut dengan menggunakan motor. Kampung istri terletak di Desa Mekarwangi, Kecamatan Cihurip, Kabupaten Garut. Jarak antara Garut Kota menuju kampung istri adalah sekitar 56 KM.
Sebagai tahap persiapan, sebelum mudik. seminggu sebelumnya saya membawa motor Honda Vario saya ke bengkel AHAS agar bisa dibawa dengan baik selama mudik nanti. Saya menghabiskan sekitar Rp 745.000. untuk pergantian ban depan, service full, service CVT. dll. tapi setelah saya cek ternyata belum ganti oli.
Di hari Mudik kami berangkat dari Tangsel sekitar jam 14.00 WIB. Sebagai tahap pertama, kami akan menuju ke Bandung terlebih dahulu, istirahat dulu di Bandung, dan keesokan harinya lanjut ke kampung istri. Kami melalui jalur puncak. Selama perjalan kami sudah terasa suasana mudiknya. Karena selama perjalanan kami selalu bertemu dengan orang yang membawa tas dibelakangnya dengan kadang ada tulisan kota tujuan mudiknya di tas. Perjalanan ke Bandung ditempuh sekitar 6 Jam, dengan beberapa kali berhenti untuk istirahat. Kami sampai di Bandung sekitar jam 20.00 WIB.
Keesokan harinya, sekitar jam 07.00 WIB, kami berangkat dari rumah kakek di Bandung menuju Cihurip. Pada hari lebaran, tentu kita sebagai perantau secara tidak langsung harus membawa oleh-oleh untuk orang rumah. Kami memutuskan untuk membeli beberapa kue-kue lebaran, daging, dan buah-buahan di Yogya Garut Kota. Semua itu kami masukkan ke dalam kardus yang cukup besar. Rencananya kardus tersebut akan kami titipkan ke Mobil Angkutan yang menuju Cihurip. Angkutan tersebut hanya tersedia 1 mobil setiap harinya, dengan berangkat dari Garut Kota sekitar jam 10.00 WIB. Kami sudah selesai belanja sekitar jam 09:30 WIB, untuk mengangkut kardus tersebut, istri memesan Grab Mobil untuk angkut. Sedangkan saya naik motor menuju Terminal Guntur Garut. Kami sampai di Terminal sekitar 09:45 WIB, dan tau apa yang terjadi? Ternyata angkutan tersebut baru saja keluar menurut orang-orang terminal.
Tentu saja kami berdua panik, karena tidak mungkin mengangkut kardus oleh-oleh tersebut menggunakan motor kami. Akhirnya istri mencoba mencari nomor telepon supir yang jalan pada hari tersebut. Setelah mencoba menelepon beberapa kali, hasilnya tetap nihil. Akhirnya kami putuskan untuk mengejar angkutan tersebut. Setelah menempuh sekitar beberapa kilo, untungnya kami bisa mengejar angkutan tersebut. Tapi usaha kami mengangkut oleh-oleh tersebut terasa dua kali lipat rasanya kami menempuhnya. Setelah oleh-oleh tersebut kami titip ke angkutan tersebut, kami bisa melanjutkan perjalanan dengan tenang.
Setelah menempuh beberapa lama, akhirnya kami sampai di Gerbang masuk kecamatan Cihurip, kami putuskan untuk istirahat sejenak. Medan perjalanan selanjutnya akan begitu ekstrim dengan jalan yang curam dan turun kebawah, mending jika jalannya bagus, tapi ini bener-bener hancur dan susah dilewati. Saya sendiri begitu kagum ke warga sekitar dengan kemampuan mereka untuk membawa kendaraaan dengan jalan yang hancur begitu. Sekitar 3 tahun yang lalu masih lumayan bagus. Tapi untungnya, menurut berita yang saya baca, Pemkab Garut akan memperbaiki jalan yang rusak tersebut.
Semoga perbaikan berjalan dengan baik, karena Jalan ini adalah pintu gerbang untuk masuk ke Kecamatan Cihurip, sedangkan Cihurip itu memeliki keindahan alam yang bagus, Bagaimana mau orang ke Cihurip, sedangkan jalanya Hancur dan Ekstrim. Jujur saya yang biasa dengan jalan bagus, sangat khawatir jika terjadi apa-apa.
Pada pukul 14:00 WIB kami sampai di rumah. sehingga total perjalanan dari garut kota sekitar 4 JAM.